Kue Kering Batik Jogja Laris Manis Jelang Lebaran
Daftar Isi
Sesuai namanya, kue kering dihias dengan motif Batik Jogja. Ada tiga motif yang dipilih, yakni truntum, kawung, dan parang. Motif ini terbilang anyar karena baru tahun ini Yuni, panggilan akrabnya, menerapkan motif Batik Jogja di kue kering.
"Bentuk inovasi saja, mendukung Jogja yang dicanangkan jadi jadi Kota Batik Dunia," ucap perempuan berusia 41 tahun ini kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Ia menilai oleh-oleh batik dalam wujud kain sudah biasa, sehingga memutuskan untuk menerapkan motif batik ke kue kering yang mampu dinikmati langsung.
Dosen Tata Boga AKS-AKK Yogyakarta ini sudah memproduksi kue kering sejak sembilan tahun lalu. Rumahnya yang berlokasi di Karangkajen, Yogyakarta, menjadi industri rumah tangga kue kering berlabel ALSYA Cookies.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Yuni terus berinovasi dengan membuat tema kue kering. Pertama kali, kue kering karakter kartun, mulai dari Doraemon, Sponge Bob, Tweety, Hello Kitty, dan masih banyak lagi.
Tahun lalu, ia memilih untuk lebih banyak membuat kue kering motif logo sosial media, seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Path.
Yuni mengaku menghabiskan 100 sak tepung terigu sejak produksi dua bulan sebelum Ramadan. Ia sengaja memulai produksi jauh hari sebelum bulan Ramadan untuk mengantisipasi membeludaknya pesanan.
Pemesan Kue Kering Batik Jogja justru kebanyakan dari luar daerah, seperti Palangkaraya, Medan, Lampung, Surabaya, dan Malang.
Satu stoples Kue Kering Batik Jogja dibanderol seharga Rp 27.000. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga satu stoples kue kering ini lebih mahal Rp 1.000 karena pertimbangan kenaikan harga bahan baku.
Ia menargetkan penjualan Kue Kering Batik Jogja pada tahun ini mampu mencapai lebih dari 700 lusin stoples, mengingat angka itu sudah tercapai pada tahun lalu.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Posting Komentar